Soerojo Hospital Soerojo Hospital Soerojo Hospital

Soerojo Hospital dan PT HDI Indonesia Jalin Kerja Sama Penelitian Ekstrak Propoelix untuk Tingkatkan Imunitas Tubuh

Oleh Admin Soerojo Hospital
Diposting di Berita Juni 25, 2025


Magelang, 25 Juni 2025 – Soerojo Hospital melalui Clinical Research Unit (CRU) resmi menjalin kerja sama penelitian dengan PT HDI Indonesia dalam upaya mengembangkan riset berbasis bukti ilmiah terhadap potensi Ekstrak Propoelix untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh.

Penandatanganan kerja sama berlangsung pada Rabu, 25 Juni 2025, yang sekaligus menjadi momentum penguatan komitmen bersama dalam menerapkan prinsip Good Clinical Practice (GCP), yakni standar etika dan ilmiah internasional dalam pelaksanaan uji klinis yang melibatkan subjek manusia.

Penelitian ini melibatkan 84 subjek penelitian dengan kriteria yang telah ditentukan, termasuk individu dengan kondisi hiperglikemia. Fokus utama riset adalah mengevaluasi efektivitas Ekstrak Propoelix dalam meningkatkan respon imun tubuh, serta menilai manfaatnya terhadap kondisi metabolik tertentu.

Selain menjunjung tinggi prinsip GCP, kerja sama ini juga mengusung nilai collective impact, di mana seluruh pihak yang terlibat berkomitmen menciptakan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat luas, khususnya dalam peningkatan kualitas kesehatan berbasis penelitian.

Ketua tim CRU Soerojo Hospital, dr. Harli Amir Mahmudji, Sp.PD-KEMD, yang juga bertindak sebagai peneliti utama, menyampaikan harapannya agar hasil penelitian ini dapat menjadi landasan ilmiah bagi pengembangan terapi pendukung pada pasien dengan gangguan sistem imun, termasuk yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus.

Kunjungan PT HDI ke Soerojo Hospital juga mencakup observasi ke pusat penelitian, departemen terkait, hingga sesi wawancara langsung dengan partisipan yang telah merasakan manfaat konsumsi Ekstrak Propoelix selama masa penelitian berlangsung.

Kedua belah pihak berharap kerja sama ini dapat berlanjut pada riset-riset lanjutan yang melibatkan lembaga otoritatif seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) serta Clinical Research Center (CRC) Kementerian Kesehatan, guna memperluas dampak penelitian dan mendukung pengembangan terapi berbasis herbal yang aman dan efektif.

Bagikan Postingan ini